🦓 Dongeng Sang Putri Dan Pangeran

PutriPemberani & Pangeran Pemecah Kacang👸 Dongeng Bahasa Indonesia 🌜 WOA - Indonesian Fairy Tales. WOA - Indonesian Fairy Tales. 66 Ditonton. Raja Pencuri dan Sang Putri 👸 Dongeng Bahasa Indonesia 🌜 WOA - Indonesian Fairy Tales. WOA - Indonesian Fairy Tales. 50 Ditonton. Karenadibawa oleh sang Pangeran, mereka mau menerima kehadiran sang Putri. "Kenapa kau tidak merasa jijik padaku?" tanya sang Putri. "Aku tidak melihat rupamu. Aku melihat kebaikan hatimu," jawab sang Pangeran. "Terima kasih, Pangeran." Tanpa sang Putri sadari, wajahnya tiba-tiba berubah. Bintik-bintik merah di wajahnya hilang. Putri, bukalah matamu," katanya sambil menggenggam tangan sang putri. Pada saat itu juga, hilanglah kutukan terhadap sang putri. Setelah tertidur selama seratus tahun, sang putri akhirnya bangun. Begitu pun dengan seluruh isi istana. "Terima kasih, Pangeran," kata sang putri. Mereka kemudian menuju aula istana. Denganpersetujuan Raja, mereka berdua dinikahkan dan saat itu datanglah sebuah kereta kencana yang ditarik oleh delapan ekor kuda dan diiringi oleh Henry pelayan setia sang Pangeran untuk membawa sang Putri dan sang Pangeran ke kerajaannya sendiri. Putriduyung jatuh cinta pada sang pangeran. Putri duyung yang tidak jauh dari kapal sang pangeran membuat dia terlihat oleh pangeran. Pangeran kaget dengan keberadaan putri yang ada dilaut "siapa kamu?" tanya pangeran "aku putri duyung. Sedang apa kamu malam malam di laut seperti ini?" "aku yang harusnya bertanya padamu, sedang apakamu berenang ditengah laut seperti ini?" tanya pangeran "aku hidup di laut pangeran, dan aku sedang melihat terangnya bulan" SangPutri menjerit. Dia kemudian terbangun. Diingatnya kembali mimpinya yang barusan dialaminya. "Pangeran Tampan!" desisnya dalam hati. Dia berencana akan mencari Pangeran itu dalam hutan besok pagi. Namun muncul kembali kekuatiran dalam dirinya. Pangeran tampan diserap masuk ke dalam hutan. Sementara hutan itu adalah hutan larangan. Sampaiakhirnya putri duyung memilih untuk kehilangan suaranya dan menggantinya dengan kaki manusia untuk hidup didarat dengan sang pangeran. Dari cerita dongeng Putri Duyung dan Penyihir jahat itu kita bisa mengajarkan anak tentang nilai moral yang terkandung di dalamnya yaitu selalu berhati-hati ketika membuat pilihan. CeritaDongeng Putri Dan Pangeran. Diingatnya kembali mimpinya yang barusan dialaminya. Suatu hari yang indah, pangeran bungsu beristirahat di pinggir pantai. Cerita Dongeng Full Contoh 36 from cerita pangeran kodok dan putri bungsu dari buku cerita rakyat brothers grimm. Tersebutlah seorang raja yang memiliki 12 putri yang sangat cantik. Merasadirinya sudah tua dan harus ada yang meneruskan tahta kepemimpinannya, yaitu anaknya seorang putra Mahkota Pangeran Hasan. Untuk itu dipanggillah sang pangeran menghadap ke istana kerajaan. Sampailah pangeran Hasan sang Putra mahkota dihadapan sang baginda raja, ayahandanya tercinta. WnNDfbM. Courtesy of dongeng anak dunia - Dalam tatanan kehidupan suatu daerah selalu ada yang dikatakan tradisi atau adat istiadat yang berlaku dari penduduk yang sudah lama menempati suatu daerah tertentu. Riau dengan pulau-pulaunya dan kehidupan penduduk asli suku laut yang akan menjadi cikal bakal tersebarnya nama-nama suku sebagai penghuni pulau Bintan. Putri Pandan Berduri adalah cerita rakyat kepulauan suku laut dari pulau Bintan. Tersebutlah pada zaman dahulu kala perkumpulan suku laut yang mempunyai ketua yang adil dan bijaksana dan selalu santun dalam bertutur kata, dialah seorang yang bernama Batin Lagoi. Contoh teladan pemimpin yang mencintai rakyaknya dan juga sangat dicintai penduduk masyarakat di kepulauan suku laut tersebut. Semak-semak pandan yang tumbuh di sepanjang pantai sangatlah rapat sekali, terlihat sang Batin Lagoi sedang berjalan tenang menikmati alam yang tersaji kala itu. Asik benar dia seorang diri menikmati indahnya panorama yang disuguhkan alam bagi umat manusia yang ada dimuka bumi ini. Namun sejenak langkah kaki sang Batin Lagoi terhenti, ada apakah gerangan yang membuat langkah sang pemimpin ini tiba-tiba berhenti?. Telinganya mendengar suara tangisan seorang bayi, "tapi apakah mungkin di tengah hutan pandan yang luas ini ada seorang ibu yang tega meninggalkan bayinya?" pikirnya lagi dalam hatinya membatin. "Aku tahu sekarang sumber suara tangisan tersebut dari sebuah gerombolan pohon pandan berduri di sebelah sini!" serunya. Terlihat seorang bayi perempuan yang sangat lucu dan cantik sekali sedang menangis tergeletak di bawah semak pandan berduri. Sang Batin Lagoi sangat kaget, cepat-cepat sang bayi tersebut diangkatnya dan digendong dalam pelukkannya, "tega sekali sang ibu bayi ini meninggalkan sang bayi cantik ini," pikirnya. Sang Batin Lagoi pun akhirnya membawa sang bayi malang itu, dan akhirnya merawat dang mengurusnya seperti anaknya sendiri. Sang Batin Lagoi sangat bahagia setelah kehadiran sang bayi cantik itu, hati sang pemimpin suku laut ini yang memang hidupnya hanya seorang diri saja. Waktu pun berjalan terus tanpa terasa kini sang bayi perempuan cantik tersebut telah berubah menjadi seorang gadis cantik jelita. Sang putri terkenal mempunyai sifat yang sangat terpuji sekali selalu hormat dalam tata krama tutur bahasanya sangat sopan dan selalu anggun bak layaknya seorang putri saja. Semua penduduk suku laut sangat sayang kepadanya, dialah sang putri pujaan hati mereka. Tak heran banyak sekali pemuda yang tergila-gila akan kecantikkan dan keanggunan sang putri pandan berduri ini. Dan harapan Sang ayah Batin Lagoi sang putrinya dapat dipersunting seorang pangeran anak Raja atau pemimpin yang akan membahagiakan sang anak tercinta. Walaupun sudah banyak dari pemuda yang tinggal di daerahnya yang tertarik namun sampai sekarang masih belum ada yang berani meminta sang putri untuk dijadikan istrinya. Kita tinggalkan dulu sang putri cantik dan sang ayah Batin Lagoi, kita jumpai dulu kehidupan yang terpisah di pulau galang. Tersebutlah Julela dan Jenang Perkasa dua orang saudara kakak dan adik yang selalu hidup rukun bagaikan dua orang sahabat yang selalu setia kemana pun mereka pergi, mereka adalah putra anak dari pemimpin pulau Galang tersebut. Namun ketika sang ayah berkata bahwa sang Julela sebagai kakak tertua yang akan menjadi penerus keturunan, dan akan menjadi pemimpin untuk menggantikan sang ayah yang sudah mulai tua, sikap sang kakak menjadi sombong dan selalu bertindak semena-mena terhadap sang adiknya. Seluruh perkataan sang Julela katakan harus selalu dituruti walaupun dia berbuat kurang baik, sebab merasa dirinya yang berkuasa dan nanti akan menjadi seorang pemimpin. Melihat peragai sang kakak tercinta yang berubah menjadi sombong, sang adik pun hatinya sangat khawatir sekali, bagaimana nantinya negeri pulau Galang tercinta mempunyai seorang pemimpin yang sombong. Yang pada akhirnya sang Jenang Perkasa pun pergi meninggalkan negeri tercinta berlayar mengikuti kaki melangkah yang pada akhirnya terdampar di pulau Bintan. Jenang Perkasa memilih menjadi pekerja sebagai pedagang layaknya rakyat jelata yang hidup sederhana tidak pernah mengaku seorang anak dari pemimpin pulau Galang. Tentu saja seorang pendatang yang baru tinggal di negeri Bintan sang Jenang Perkasa yang bertabiat halus dan selalu santun dalam bertutur kata dengan cepat dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dan seluruh penduduk pun dengan cepat mengenalnya sebagai sang pemuda ganteng yang berbudi pekerti baik dan sopan dalam bertindak tanduk sehari-hari. Kabar angin pun sampai juga kepada sang pemimpin pulau Batin Lagoi, dia sangat ingin mengenal siapa pemuda yang menjadi pembicaraan penduduk yang selalu bertingkah baik dan terkenal santun. Maka dibuatlah acara makam malam yang akan dihadiri seluruh warga tokoh masyarakat dan tidak lupa undangan khusus buat sang pemuda terkenal Jenang Perkasa. Undangan yang sampai ditangannya membuat sang Jenang Perkasa heran. "Apakah mungkin aku seorang pendatang yang belum lama tinggal di negeri Bintan telah diundang sang pemimpin negeri pulau tersebut." Namun sang Jenang Perkasa dengan segala hormat datang ke tempat perjamuan makan tersebut dengan sikap seorang tamu biasa yang sangat sopan dan tahu adat, layaknya seorang pangeran yang terpelajar. Tentu saja sikap dan gerak-gerik tidak luput dari perhatian sang Batin Lagoi yang kagum akan cara bertindak sang Jenang Perkasa. Terbersitlah niat didalam hatinya untuk menjadikan sang pemuda ini menjadi suami dari sang anak tercinta putri Pandan Berduri. Batin Lagoi pun sudah tidak ingat lagi akan cita-citanya mencarikan suami sang anak seorang pemimpin yang berkuasa. Dihampirinya sang pemuda pilihannya itu serta berkata, "hai kamu anak muda! sudah lama aku mendengar siapa dirimu dan sekarang aku bertemu dengan dirimu disini." Sang Jenang Perkasa hanya tersenyum saja mendengar teguran sang pemimpin pulau Bintan yang datang dan menyapanya. "Kamu seoarang pemuda yang mempunyai budi perkerti baik dan selalu berlaku sopan terhadap siapa pun!" katanya. "Aku pemimpin pulau Bintan meminta dirimu untuk menjadi suami dari anakku Putri Pandan Berduri, bersediakah engkau, Hai anak muda?" katanya mengejutkan hati sang pemuda ini. Tentu saja sang Jenang Perkasa bersedia sekali, siapa sih orang yang tidak akan bersedia dijodohkan seorang putri cantik nan jelita dan berhati sangat mulia. "Hamba bersedia tuanku," jawabnya tegas. Senyumannya tersungging penuh kegembiraan yang amat sangat, sambil matanya menatap tajam kepada sang pemimpin pulau bintan Batin Lagoi dengan penuh rasa hormat dan tanggung jawab akan ucapannya. Sang Batin lagoi pun merasa puas terhadap sikap jantan seorang pemuda pilihan hatinya yang akan menjadi mantunya dan menjadi suami dari putri tercintanya. Selang beberapa hari kemudian pesta akbar pun berlangsung dengan meriahnya. Seluruh penduduk tidak terkecuali dari anak-anak sampai orang tua kakek-nenek ikut hadir diundang dalam pesta meriah penikahan sang putri tercinta. Sepasang mempelai yang sangat serasi sekali dipandang mata, sang pengantin lelaki dengan gagah dan gantengnya bersanding dengan seorang putri yang sangat cantik jelita. Seluruh rakyak penduduk pulau bintan suku laut sangat senang sekali melihat pasangan tersebut demikian pula sang ayah pimimpin negeri tersebut. Hari-hari mereka berdua diisi dengan kebahagiaan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, Putri Pandan Berduri hidup bahagia disamping sang suami Jenang Perkasa. Dan sang pemimpin pulau Bintan pun tahu mantunya memiliki jiwa dan bakat yang berani untuk menjadi seorang pemimpin maka setelah usia tidak muda lagi, Bintan Lagoi pun menyerahkan kursi kepimpinannya kepada sang Jenang Perkasa. Mulai saat itu pulau Bintan mempunyai seorang pemimpin yang masih muda yang berjiwa pemberani namun selalu berlaku adil dan bijaksana, seluruh rakyat penduduk pulau Bintan pun sangat menghormatinya. Dan termasyurnya sang Jenang Perkasa sampai ke negeri pulau Galang tempat kelahirannya serta seluruh rakyat meminta sang Jenang Perkasa utnuk menjadi pemimpin di pulau Galang. Namun secara halus sang Jenang Perkasa menolak keinginan rakyatnya di pulau Galang tersebut. Putri Pandan Berduri melahirkan tiga orang putra yang kesemuanya mempunyai nama adat tradisi kesukuan Pulau Bintan. Anak yang pertama bernama Batin Mantang dia sang kepala suku pulau Bintan bagian utara, anak yang kedua bernama Batin Mapoi dia menjadi kelapa suku pulau Bintan bagian barat, dan anak yang ketiga bernama Kelong menjadi kepala suku pulau Bintan bagian timur. Ketiga anaknya menjadi pemimpin yang arif bijaksana. Demikianlah cerita dari kepulauan Riau ini yang telah menjadi cerita rakyat yang telah berkembang dari zaman ke zaman. Namun nama mereka sampai kini menjadi cerita yang dikenang selalu dan tetap hidup menjadi kenangan indah suku laut di sepanjang pantai pulau Bintan. Sikap yang baik dan bertabiat baik tentu saja akan membuat semua orang senang terhadapnya dan akan menjadi modal dalam pergaulan hidup yang baik pula. Jagalah sikap yang kurang baik dan rubahlah menjadi tindakkan yang baik dan benar. Sekian. Wasalam, oleh mamang edit galih Pernah mendengar cerita dongeng tentang pangeran kodok yang menikah dengan seorang putri? Namun, pernahkah kamu mengetahui kisah aslinya? Kalau belum, cek artikel ini yuk!Banyak orang mungkin sudah mengenal kisah Putri Tiana yang jatuh cinta kepada seekor kodok. Namun, tak banyak orang yang mengetahui, kalau seperti halnya Putri Duyung dan Putri Tidur, kisah Pangeran Kodok itu juga awalnya merupakan cerita dongeng buatan seorang penulis cerita adalah Jakob dan Wilhelm Carl Grimm, kakak beradik dari Jerman yang lebih banyak dikenal dengan nama Grimm Bersaudara. Meskipun dongeng itu akhirnya diadaptasi oleh Disney, tapi rupanya ada beberapa hal yang apa yang berbeda, ya? Kalau penasaran, langsung saja baca cerita dongeng Pangeran Kodok di bawah ini, yuk! Selain kisahnya, kamu juga bisa mendapatkan ulasan tentang unsur-unsur intrinsik kisahnya dan fakta-fakta Dongeng Pangeran Kodok Sumber Wikimedia Commons Alkisah pada suatu masa, ada seorang raja yang memiliki putri-putri yang cantik jelita. Putri yang paling muda memiliki wajah paling cantik. Konon saking cantiknya, matahari sampai merasa minder untuk bersinar terlalu terang. Tak jauh dari istana sang raja terdapat hutan kayu yang gelap dan rimbun. Di dalamnya, ada sebuah sumur di bawah pohon tua yang daun-daunnya berbentuk hati. Sang putri bungsu sering menghabiskan waktu di pinggir sumur yang dingin tersebut. Baik ketika cuaca tengah panas atau ketika waktu terasa panjang dan membosankan. Tak jarang, ia juga membawa bola yang terbuat dari emas untuk memainkannya dengan cara melemparkan ke atas lalu menangkapnya lagi. Insiden Bola Emas Pada suatu hari, bola yang tengah dimain-mainkan tersebut tanpa sengaja tergelincir dari tangan sang putri hingga terguling masuk ke dalam sumur. Sang putri bungsu hanya bisa terdiam memandang ke dalam sumur yang begitu dalam sehingga dasarnya tak terlihat itu. Tanpa sadar, air mata mengalir di pipinya karena sedih kehilangan bola kesayangannya. Di tengah-tengah tangisannya, ia mendengar suatu suara yang tak terlihat wujudnya. “Apa yang membuatmu bersedih, tuan putri? Air matamu itu bisa melelehkan hati yang kaku dan terbuat dari batu.” Sang putri pun menolehkan kepalanya ke arah sumber suara tersebut, tapi tak bisa menemukan siapa-siapa. Alih-alih, ia justru menemukan seekor kodok yang menjulurkan kepalanya dari permukaan air. “Apakah kamu yang berbicara?” tanya sang putri, ” Aku menangis karena sedih bola emasku tergelincir ke dalam sumur!” “Tidak perlu sedih, putri! Aku bisa menolongmu!” ujar sang kodok, “Namun, apakah yang akan kamu berikan padaku sebagai bayarannya?” “Apa pun yang kamu inginkan, tuan kodok,” jawabnya, “pakaian, mutiara, atau perhiasan apa saja yang kamu mau, pasti akan aku berikan padamu. Bahkan, jika mau kamu bisa mendapatkan mahkota emas yang aku kenakan ini!” “Pakaian, perhiasan, mutiara, atau bahkan mahkota emasmu itu bukanlah untukku, putri,” jawab sang kodok, “Aku hanya memintamu bisa menganggapku sebagai temanmu, membiarkanku duduk di mejamu, makan dari piringmu, minum dari gelasmu, dan tidur di ranjangmu. Kalau kamu bisa berjanji membiarkan melakukan semua itu, aku akan menyelam ke dalam sumur dan mengambilkan bola emasmu!” “Baiklah!” ucap sang putri dengan yakin, “Aku berjanji akan melakukan semua yang kamu minta itu asalkan kamu ambilkan bola emas kesayanganku!” Meskipun begitu, sang putri berpikir kalau apa yang dikatakan sang kodok itu hanyalah omong kosong belaka. Janjinya pun tidak sungguh-sungguh ingin ia tepati. Baca juga Cerita Rakyat Terjadinya Gunung Merapi dan Ulasan Lengkapnya yang Menarik tuk Dibaca Janji yang Tak Ditepati Sumber Wikimedia Commons Tepat setelah sang putri bungsu berjanji, sang kodok langsung menyelam kembali ke dalam air untuk mengambil bola emas milik sang putri. Tak lama, ia kembali ke permukaan air dengan bola emas di mulutnya. Bola tersebut langsung ia lemparkan ke atas rumput. Putri raja yang senang melihat mainan kesayangannya kembali langsung mengambil bola emas itu dan langsung lari menjauh. “Tunggu! Berhenti!” teriak sang kodok, “Bawa aku bersamamu! Aku tidak bisa berlari secepat kamu!” Namun, teriakan itu tidak diindahkan sang putri. Ia justru semakin mempercepat larinya agar bisa segera pulang ke rumah. Sang putri kemudian berusaha melupakan insiden yang terjadi bersama sang kodok. Di lain pihak, sang kodok kembali masuk ke dalam sumur. Datang Bertamu Keesokan harinya, ketika sang putri bungsu tengah sarapan di meja makan bersama raja dan para menterinya, mendadak terdengar suara sesuatu meloncat-loncat di tangga. Sesudahnya, ada sebuah ketukan di pintu diikuti suara yang berkata, “Tuan putri bungsu, biarkan aku masuk!” Mendengar namanya disebut, sang putri bungsu langsung berjalan ke arah pintu dan membukanya. Begitu terkejutnya ketika ia mendapati seekor kodok di hadapannya. Tanpa menunggu waktu lama, ia pun langsung kembali menutup pintu tersebut dan kembali duduk dengan perasaan gelisah. Melihat putri bungsunya begitu gelisah, sang raja langsung bertanya, “Apa yang kamu takutkan, putriku? Apakah ada raksasa yang berdiri di depan pintu dan hendak membawamu pergi?” “Bukan, ayah,” jawab sang putri,” Bukan raksasa yang ada di depan pintu, tapi hanya kodok jelek.” “Lalu apa yang diminta oleh kodok itu?” tanya sang ayah penasaran. Mau tak mau, sang putri bungsu menceritakan tentang bola emasnya yang terjatuh ke dalam sumur. Kemudian ia juga menceritakan tentang pertemuannya dengan sang kodok dan janji yang pernah ia ucapkan. Baru saja ia selesai bercerita, sekali lagi terdengar ketukan di pintu yang diikuti dengan suara sang kodok berseru, “Tuan putri bungsu! Bukalah pintunya untukku! Tidakkah kamu ingat akan janji yang kamu berikan untukku! Tolong bukalah pintunya!” “Seorang putri yang baik dan bijaksana akan selalu memenuhi janjinya!” ucap sang ayah. “Sekarang biarkanlah ia masuk dan penuhilah seluruh janji yang pernah kamu buat dengannya!” Baca juga Kisah Hikayat Hang Tuah dan Ulasannya yang Sarat Pesan Kepahlawanan Janji Sang Putri Sumber Wikimedia Commons Meskipun merasa kesal, tapi sang putri bungsu tak bisa menolak perintah yang dibuat oleh ayahnya. Mau tak mau ia pun kembali membuka pintunya dan membiarkan sang kodok masuk ke dalam istana. Sang kodok langsung mengikuti langkah kaki sang putri yang menuju ke meja makan. “Angkatlah aku supaya bisa duduk denganmu,” pinta sang kodok. Namun, awalnya sang putri tak ingin mempedulikan kodok itu sama sekali. Barulah ketika sang raja memerintahkannya untuk memenuhi janjinya, tuan putri mengangkat kodok itu untuk duduk di kursi. Setelah itu, sang kodok melompat naik ke atas meja dan berkata, “Sekarang dekatkan piringmu padaku, agar kita bisa makan bersama!” Sang putri bungsu langsung melakukan hal itu, meskipun tetap saja bisa terlihat kalau ia melakukannya dengan terpaksa. “Aku rasa sudah cukup sekarang,” ucap sang kodok setelah menikmati beberapa makanan yang ada di piring, “dan aku merasa sangat lelah sekarang. Kamu harus membawaku ke kamarmu karena aku akan tidur di ranjangmu. Putri bungsu yang membayangkan kodok yang dingin dan basah tersebut akan tidur di tempat tidurnya pun langsung menangis. Ia tak ingin kasurnya yang lembut dan hangat akan berubah gara-gara digunakan oleh sang kodok. “Putri bungsu!” bentak sang ayah penuh amarah, “Kamu adalah seorang putri raja! Seluruh janji yang telah kamu buat harus dipenuhi!” Masih dengan perasaan terpaksa, putri bungsu mengangkat kodok tersebut dengan kedua tangannya sendiri kemudian membawanya ke kamar. Sesampainya di kamar, ia meletakkan sang kodok ke salah satu sudut. Ketika sang putri mulai berbaring untuk tidur, sang kodok datang dan mengungkapkan keinginannya untuk tidur. “Angkatlah aku ke atas ranjangmu, tuan putri! Jangan sampai aku melaporkan tingkah lakumu ini kepada ayahmu!” ucap sang kodok. Mendengar hal tersebut, putri bungsu marah dan mengangkat sang kodok. Namun, bukannya meletakkan di tempat tidur, ia justru melemparkan kodok tersebut ke dinding sambil menangis dan berteriak, “Diam kamu, kodok jelek!” Akhir Sang Kodok Sumber Wikimedia Commons Ketika sang kodok jatuh ke lantai, mendadak ia berubah menjadi pangeran yang sangat tampan. Putri bungsu pun langsung berteriak kencang yang membuat raja dan para menterinya datang ke kamar sang putri. Pangeran tampan itu pun langsung menceritakan semua kejadian yang membuatnya berubah menjadi kodok. Mulai dari kutukan yang dibuat oleh sang penyihir dan usahanya untuk melepaskannya. Melihat ketampanan sang pangeran, tuan putri bungsu pun langsung jatuh cinta. Dan akhirnya, raja pun menikahkan sang Pangeran Kodok bersama putri bungsunya. Mereka pun hidup bersama dengan penuh kebahagiaan selamanya. Setelah pesta pernikahan itu dilangsungkan, datanglah sebuah kereta kencana yang ditarik oleh delapan ekor kuda dan diiringi oleh Henry, pelayan setia sang pangeran. Ia berniat untuk membawa sang pangeran dan istrinya untuk memerintah kerajaannya. Ketika kereanya mulai berjalan, sang pangeran sempat mendengar ada suara patah di belakang kereta. Sang pangeran langsung bertanya pada Henry, “Apakah ada roda kereta yang patah, Henry?” Sang pelayan setia langsung menjawab, “Bukan roda kereta, pangeran! Namun ikatan rantai yang mengikat hatikulah yang patah. Akhirnya aku bisa terbebas dari ikatan ini!” Rupanya, selama ini sang pelayan setia itu mengikat hatinya dengan rantai saat pangeran dikutuk menjadi kodok. Tujuannya agar ia bisa merasakan penderitaan yang dialami oleh pangeran. Kini, karena hatinya sangat bahagia melihat sang pangeran terbebas dari kutukan, rantai tersebut langsung putus. Baca juga Simak Kisah Hikayat Bunga Kemuning dan Ulasan Menariknya di Sini! Unsur Intrinsik Cerita Dongeng Pangeran Kodok Sumber Wikimedia Commons Setelah membaca cerita dongeng Pangeran Kodok dan Sang Putri, kamu bisa mengetahui beberapa unsur intrinsik seputar ceritanya. Di antaranya adalah tema, penokohan, latar, alur, dan pesan moral yang bisa didapatkan dari kisahnya. Langsung saja simak ulasannya di bawah ini, yuk! 1. Tema Setelah membaca kisahnya, mungkin kamu sudah bisa menebak tema utama dari cerita dongeng Pangeran Kodok ini. Ya benar, temanya adalah tentang janji yang harus ditepati. Jika bisa ditepati, nantinya akan ada hal baik yang bisa kamu dapatkan. 2. Tokoh dan Perwatakan Dalam cerita dongeng ini, tokoh utamanya adalah Pangeran Kodok dan putri bungsu. Dalam cerita kisah ini, tokoh Pangeran Kodok memiliki sifat yang tak mudah menyerah. Sementara sang putri bungsu yang akhirnya menjadi pasangan Pangeran Kodok memiliki sifat ingkar janji dan pemarah. Selain kedua tokoh utama tersebut, ada beberapa tokoh pendukung yang disebutkan di dalam cerita. Di antaranya adalah sang raja dan Henry, pengawal setia pangeran. 3. Latar Sumber Wikimedia Commons Latar dari cerita dongeng Pangeran Kodok ini adalah di dekat sumur di dalam hutan, ruang makan istana, dan kamar sang putri bungsu. Latar waktu yang disebutkan adalah siang dan pagi hari. 4. Alur Kisah tentang Pangeran Kodok ini menggunakan alur maju atau progresif. Ceritanya dimulai sejak bola milik putri bungsu masuk ke dalam sumur. Seekor kodok yang muncul dari dalam sumur pun menawarkan untuk mengambil bola tersebut. Sayangnya, janji tersebut tak ditepati oleh sang putri bungsu, sehingga keesokan harinya sang kodok mendatangi istana. Konflik mulai muncul ketika sang kodok menagih seluruh janji yang telah dibuat putri bungsu. Namun, dengan terpaksa ia memenuhi janjinya dan akhirnya mendapati kalau sang kodok aslinya adalah seorang pangeran. Mereka pun akhirnya menikah. 5. Pesan Moral Setiap cerita tentunya memiliki sebuah pesan moral yang baik untuk para pembacanya. Begitu juga cerita dongeng Pangeran Kodok yang satu ini. Pesan yang bisa didapatkan adalah janji yang sudah kamu buat harus dipenuhi. Jangan sampai seperti putri bungsu yang langsung mengingkari janjinya begitu saja. Padahal, jika ia memenuhi janjinya dengan baik, pada akhirnya ia bisa bertemu dengan wujud asli pangeran yang tampan dan menawan. Tak hanya unsur intrinsik, cerita dongeng Pangeran Kodok ini juga memiliki unsur ekstrinsik, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang politik, sosial, dan budaya masyarakat saat itu. Baca juga Cerita Rakyat Telaga Bidadari, “Jaka Tarub” dari Banjarmasin Beserta Ulasan Menariknya Fakta Menarik tentang Cerita Dongeng Pangeran Kodok Sumber Wikimedia Commons Sudah nggak sabar ingin mengetahui apa saja fakta-fakta menarik seputar cerita dongeng Pangeran Kodok? Tanpa menunggu lama, langsung saja simak ulasannya berikut ini. 1. Kisah Versi Disney Seperti yang sudah disebutkan di awal, kisah ini diadaptasi oleh Walt Disney Animation Studios pada tahun 2009 menjadi film animasi musikal berjudul The Princess and the Frog. Meskipun judulnya sama, film yang memiliki tokoh utama bernama Tiana dan Pangeran Naveen ini kisahnya jauh berbeda. Perbedaan yang terlihat jelas adalah Tiana bukanlah seorang putri dari sebuah kerajaan di antah berantah. Ia hanyalah seorang gadis muda dari New Orleans yang menyukai dunia kuliner dan ingin membuka restoran sendiri. Perbedaan lainnya bisa dilihat dari cara sang pangeran berubah menjadi manusia. Dalam film animasinya, sang pangeran harus mendapatkan ciuman dari Tiana. Menariknya, pada awalnya bukan pangeran yang kembali menjadi manusia, tapi justru Tiana yang berubah menjadi kodok. Baca juga Baca Kisah Cinderalas Asal Jawa Timur dan Ulasan Menariknya di Sini, Yuk! Sudah Puas Membaca Cerita Dongeng Pangeran Kodok dan Putri di Artikel Ini? Begitulah akhir dari dongeng Pangeran Kodok yang memiliki cerita yang menarik. Sudahkah kamu merasa puas membaca kisahnya? Kalau sudah, jangan lupa ceritakan juga pada buah hati atau keponakanmu, ya! Kalau masih penasaran dengan cerita lainnya, langsung saja cek kanal Ruang Pena pada situs PosKata ini. Di sini kamu bisa menemukan dongeng Keong Mas, Kancil dan Buaya, Situ Bagendit, dan lain sebagainya. PenulisRizki AdindaRizki Adinda, adalah seorang penulis yang lebih banyak menulis kisah fiksi daripada non fiksi. Seorang lulusan Universitas Diponegoro yang banyak menghabiskan waktunya untuk membaca, menonton film, ngebucin Draco Malfoy, atau mendengarkan Mamamoo. Sebelumnya, perempuan yang mengklaim dirinya sebagai seorang Slytherin garis keras ini pernah bekerja sebagai seorang guru Bahasa Inggris untuk anak berusia dua sampai tujuh tahun dan sangat mencintai dunia anak-anak hingga sekarang. EditorNurul ApriliantiMeski memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, wanita ini tak ragu "nyemplung" di dunia tulis-menulis. Sebelum berkarier sebagai Editor dan Content Writer di Praktis Media, ia pun pernah mengenyam pengalaman di berbagai penjuru dunia maya.

dongeng sang putri dan pangeran